Saturday, December 14, 2013

Fifty Shades of Grey : Cerita Santai di Tengah Hutan

Data Buku:
Judul : Fifty Shades Of Grey
Penulis : EL James
Tanggal terbit : 26 May 2011
Penerbit : Vintage
ISBN : 1612130291

"It's an absurd review about an absurd book written by an even more absurd reviewer. So if you find many garing and rolling eyes moments, it is intended. Anyway...proceed at your own risk."
"I like to move it move it. I like to move  it move it...
She likes to move it..."


Nyanyian riang di siang terik itu memecah kesunyian hutan.
Tampak sebentuk kuda nil bernama Hippi sedang berenang dengan bahagianya di kolam lumpur.

"Hippi, loe ngapain berendem gitu? Belom siap juga?" Ujug-ujug aja, tiga sosok sudah berdiri di pinggir kolam, mengganggu keasikan kuda nil tersebut.

Dengan enggan, dia bangkit dari kolam lumpurnya. "Iya bentar. Gw siap-siap dulu. Kalian nyante dulu lah, terserah ngapain aja. Makan batu kek. Macul kek. Suke-suke aje ye." Hippi meninggalkan ketiga makhluk tersebut. Sesungguhnya, mereka ber-4 emang janjian mau main ke twitterland. Cuma aja dia keasikan berendem tadi.

Oh sebelum lanjut, mending kenalan dulu ama 3 teman Hippi.
Yang pertama namanya Puss in boots. Sesuai namanya, dia adalah kucing yang hobinya pake sepatu boot, berbulu coklat oranye.
Yang kedua adalah Bangau. Warna bulunya putih seperti vanilla, suka pakai tutup kepala semacam kerudung.
Dan yang terakhir, adalah sesosok makhluk bundar yang colourfull, punya tangan dan kaki yang bisa dilipat masuk macam kura-kura. Dia biasa dipanggil Bola Pantai.

Bola Pantai mulai gelundungan ke sekitar kolam Hippi dan tanpa sengaja menemukan buku bergambar dasi di depannya berwarna abu-abu. "Eh si Hippi juga dapat kiriman nih buku dari Grey toh," infonya kepada yang lain sambil mengacungkan buku tersebut.

"Setau gw emang semua dapat kok tuh buku. Kan Christian bagi-bagi gratis waktu launching."

Yang dimaksud adalah Christian Grey, tetangga di hutan sebelah yang namanya ngehits akhir-akhir ini. Semua karena (mantan) pacarnya Christian, Anastasia, menerbitkan buku tentang cerita mereka.

"Spadaaaaa..." Seekor burung berkostum pilot sudah berdiri di pinggir kolam. Itu sahabat mereka juga, si Birdy Pilot. (Agak susah jelasin kostum Pilot. Coba liat avatarnya Perdani. Yah that's pretty much the same)

"Oh...kalian semua di sini toh." Birdy mengulurkan 4 undangan ke mereka, termasuk ke Hippi yang udah balik ke pinggir kolam. "Nih kalian dapat undangan ke kondangannya si Grey sama Ana."

Puss, Bangau, Bola Pantai dan Hippi membaca undangan tersebut. Undangan berwarna abu-abu bergambar topeng karnaval di depannya. Dan mempunyai ketebalan sekitar 300 halaman.

"Ini undangan ato daftar dosa sih? Tebel amat."

"Plis deh Hippi. Gak semua orang punya dosa setebel loe. Itu undangan lah. Tapi untuk nemu detail acara kayak venue dan tanggal, emang bukunya kudu dibaca sih. Tersirat di situ soalnya," jelas Birdy.

"Hmm...makin eksis aja tuh 2 orang. Ini kayaknya launching buku kedua sekalian kondangan deh." Bangau berkomentar sambil skimming undangan tebel itu.

"Waow..." Puss bersiul takjub. "Bakal gede-gedean nih kondangannya.Lebih gede dari kondangan si Edward kemarin."

"Edward sopo?" tanya Birdy clueless.

"Ih masa lupa. Edward anaknya Mang Carlisle dan Ceu Esme yang tinggal di hutan sebelah." Hippi berusaha membangkitkan ingatan Birdy.

"Itu lhooo...Edward yang kemaren nelen lampu disko." Bola Pantai bantu kasi tambahan informasi.

"Oo...Edward yang bodinya blingbling itu? Yang kemarin jualan combro di pasar Rebo?" Akhirnya Birdy nyambung juga. "Lalu apa hubungannya Edward sama Grey?"

"Ya kan kemaren rame gegara dibilang ini cerita Grey-Ana mirip sama Edward-Bella gitu deh. Lokasinya sih sama-sama di hutan Washington."

"Emang ceritanya kayak apa sih? Gw belum baca." Birdy bertanya sambil mulai ngemil cacing tanah favoritnya.

"Simpel aja sih," Puss memulai penjelasan. "Critanya si Ana diminta gantiin temennya buat wawancarain si Grey untuk profil majalah kampus."

"Kenapa Grey yang dipilih ya?" Birdy memotong. "Eh btw gak ada yang mo cacing nih?"

Tawaran baik hati itu ditolak. Dan Puss pun melanjutkan penjelasannya."Soalnya Grey itu kan bilyuner muda, ganteng pula. Nah dari awal ketemu, menurut Ana sih kayak ada arus listrik gitu di antara mereka. Ana udah mupeng ama si Grey. Eh belakangan ketahuan si Grey juga sama pengennya. Tapi Grey masih sok nolak Ana sih."

"Hah? kenapa gitu?" Birdy mengerutkan keningnya.

"Karena Grey tipe orang yang tortured dengan pribadi kompleks. Termasuk diantaranya tuh kedemenan dia sama BDSM, utamanya sih di peran Dominant-Submissive. Nah menurut Grey, si Ana yang masih lugu itu gak cocok. Tapi yah berhubung Ana-nya pasif agresif dan Grey juga nepsong abis ke Ana, akhirnya lanjut deh." Gantian Bola Pantai yang kasi penjelasan.

"Dan Ana mau? Dia mau jadi sub-nya Grey?" Birdy tampak susah percaya.

"Rada gak redho juga sih dia sebenernya. Tapi yah gitu deh. Dia plin plan. Pengen tapi takut. Tapi gak langsung juga. Grey bilang buat jadi sub-nya, Ana kudu tanda tangan kontrak dulu yang ngatur gimana hubungan mereka." Kali ini Bangau yang bersuara.

"Aaarrgghh...itu kontrak nyebelin amat ya. Sableng itu si Grey, semuanya mau diatur. Berapa jam Ana kudu tidur, berapa jam dia olahraga, makannya apa aja ampe baju dan nyalon-nya Ana juga diatur. Control freak!" Bola Pantai sewot kala teringat kontrak ajaib itu.

"Segitu resenya tuh kontrak? Dan Ana mau tanda tangan? Eh...eh...jadi dari pertama mereka ML, udah maen pecut sama ikat gitu?" Birdy masih tampak susah percaya.

"Kontraknya emang rese, tapi ampe terakhir gw baca sih Ana belum resmi tanda tangan kontrak, meski udah bilang mau. Dan waktu pertama "nujes"...O iya namanya bukan ML menurut Grey. Itu namanya "nujes" doang... Jadi waktu pertama itu, mereka lakuinnya vanilla "nujes" doang karena si Ana kan belum pengalaman. Kamsudnya bikin si Ana ngerasain "ditujes" tuh kayak apa." Hippi menjelaskan dengan sabar.

Bangau mengambil giliran,"Setelah Ana tau rasanya kayak apa dan jadi doyan, maka pembicaraan tentang tuh kontrak berlanjut. Ya inti cerita sih sebenernya gitu. Tapi masih dipanjangin lah dengan ragu-ragunya Ana, dengan percobaan waktu diiket ato pake pecutan gitu, dengan..."

"Gw gak suka tuh karakter Christian," potong Bangau dengan esmosi. "Ya emang sih jadi orang tajir melintir kayak dia ada enaknya. Gampang aja kasi mobil Audi ke ceweknya, ato laptop baru cuma dengan alasan because-i-can-nya itu. Tapi dia beneran control freak. Semuaaaa mau diatur. Masak si Ana mo minum Coke aja gak boleh. Kudu wine karena wine cocok dengan makanan pesenannya. Cih...situ kira situ sape?"

"Iya!" Gantian Puss yang esmosi. "Yang juga ngeselin lagi, si Ana gak boleh gigit bibir depan dia, karena dia langsung jadi pengen "nujes" Ana. Kalo gw jadi Ana sih sebodo amat deh gw gigit tuh bibir ampe jontor. Depan umum juga bodo. Kalo ampe Christian nekat mo "nujes" depan umum sih ya biarin aja. Paling digrebek sama ormas yang membernya jenggotan ntu."
Puss tarik napas sebentar sebelum kembali melanjutkan ocehannya,"Trus...Ana juga gak boleh roll her eyes depan dia karena dia langsung pengen slap Ana. Ada masalah apa sih si Christian sama mata? Apa dia pernah liat orang rolleyes ampe matanya jadi copot makanya dia jadi freak gitu? Ato dia pernah nembak cewe dan itu cewe nolak dia cuma dengan rolleyes doang?" Puss tarik napas lagi. "Dan Christian punya 1 kebiasaan paling ngeselin, yaitu..."

"COCK HIS HEAD TO ONE SIDE!" ketiga temannya kompak teriak dan nyengir kuda bareng. Semua sepakat, kebiasaan itu emang gengges.

"Tapi gw sih lebih kesel sama Ana ya," ganti Bola Pantai yang berbicara. "Ya okelah hari gini masih ada cewe kuliahan yang pinter, lugu juga virgin. Ya oke jugalah kalo Ana itu gaptek ampe email pun gak punya. Tapi yang ngeganggu gw, gimana bisa cewe yang katanya pinter gak ngerti apa yang dia mau? Awalnya dia bilang cuma mau "more" kayak coklat, bunga, ato apalah. Dan Christian udah bilang oke.
Lah di page 300an dia baru ngeh kalo dia "need Christian Grey to love her". Kenapa oh kenapaaaa dia baru tahu apa yang dia butuhkan pas terakhir sih?
Kalo dia nyadar dari awal kan semuanya bisa cepat jelas dan gw gak perlu tersiksa baca curhatan dia. Aaarrgghhhhh...!!!" Bola Pantai pengen narik-narik rambutnya sebelum nyadar kalo dia gak punya rambut dan akhirnya ganti nyemilin rumput. (Ya emang perbandingan yang jauh sih, tapi ya sudahlah. Cerita aing mah kumaha aing.)

"Curhat?" Tetap saja, Birdy yang mengajukan kalimat tanya dalam conversation ini.

"Ya dasarnya itu buku emang curhatan Ana doang sih. And not well written, me think."

"Setuju!" Puss meng-amini pendapat Bangau. "Gw terganggu dengan banyaknya repetitif di situ. Scalps prickles, heart leaps into mouth, pants hang off his hips, ana's flawless skin, how beautifull christian is. Panjang lah kalo mo diterusin."

"Ah tapi loe lupa nyebutin holly dan crap. Bosen gw baca si Ana doyan banget ngomong itu 2 kata. Dari holly god ampe holly cow semua ada. Dan itu crap, ya owooohhh dari crap ampe triple crap juga disebut. Padahal apa enaknya sih triple crap. Enakan juga threes..." Ocehan Hippi terhenti waktu dia ngeh ke-4 temannya menatap ke arahnya dengan ekspresi "idih-banget-sih-loe".

"Kalian belum bahas inner goddess dan subconcious," Bola Pantai roll its eyes. "Kalo orang lain didampingi angel-devil, maka Ana punya inner goddess dan subconcious.
Dan yang gengges adalah, 2 makhluk itu gak bisa diem. Gw jenuh baca si inner goddes ngumpet di bawah kursi, subconcious ketok kaki ke lantai. Bentar ada yang nari cheerleader, ada yang geal geol. Aaarrgghh...capek deh gw. Gw kan tipe visual, semua tindakan tokoh yang gw baca kudu gw bayangin dulu. Kalo ada yang hiperaktif kayak gitu, ya gw pegel ndiri bayanginnya."

"Kapasitas otak loe emang mentok sih. Gitu aja dibayangin ampe cape," Hippi mencela dengan cueknya, gak peduli dengan ekspresi siap keplak yang dipasang Bola Pantai.

"Trus gaya ceritanya boriiingg banget. Lambaaaattt banget. Gila...gw berapa kali ketiduran pas baca ini buku. Mereka ngomong biasa, gw ketiduran. Mereka dinner, gw ketiduran. Bahkan mereka "tujes-tujesan" yang katanya heboh itu juga tetep aja gw ketiduran! Imagine that." Bangau masih takjub kalo ingat bisa-bisanya ada buku segini boring jadi nge-hits abis.

"Dan gw bosan dengan ide standar kayak gini. Orang tajir ngajak cewe naik helikopter? Ih udah pernah sama F4. Kalo emang tajir, mbok ya ajak ke Jupiter gitu kek, pake roket pribadi.
Trus juga ketemuan gak sengaja gara-gara interview. Bah! Bikin kek yang lain. Ketemuan waktu ceweknya lagi terjun bebas dari pesawat kek. Ketemuan waktu cowoknya lagi naik delman dan duduk di atas pak kusir kek. Ato apalah. Pokoknya jangan bikin crita dimana mestinya si A yang datang tapi diganti B dan akhirnya B ketemu C. Sooo basi!" Yup..curhat nyinyir itu dari siapa lagi kalo bukan dari Bola Pantai.

"Ah loe mah ngiri aja. Bilang aja loe masih sewot kemarin wawancara kerja loe gagal. Boro-boro ketemu cowo tajir. Kerjaan aja gak dapet." Bangau cuek ngenye Bola Pantai.

"Yah itu juga sih," aku Bola Pantai sambil gigit bibir dan miringin kepala ke 1 sisi.

"Tapi gw gak ngerti. Kenapa bisa loe gak dapat tuh kerjaan? Maksud gw, ada segitu banyak pantai di dunia, masak sih gak ada satu pun yang butuh bola? Apalagi bola pantai kayak elo," tanya Birdy penasaran.

"Kata sapa gw daftar kerjaan jadi bola pante? Cih sori! Biar kata bola juga, gw punya harga diri. Gak sudi gw ditendang sama anak kecil hiperaktif di pante. Gw cuma mau ditendang sama pemain bola ganteng tauuu!" Bola Pantai masih sewot, masih gigit bibir.

"Lah abis loe ngelamar kerjaan jadi apa?" Kali ini Puss yang penasaran.

"Model bikini."

Semua terpana.

"Bola, loe adalah bukti nyata betapa fatalnya efek kurang asi untuk kecerdasan otak." Pernyataan Hippi itu diamini oleh 3 yang lain.

"Eh..eh...jadi kalian mau datang kondangannya gak?" Birdy mengajukan pertanyaan demi mencegah perang yang tampaknya akan segera pecah antara Bola Pantai dan Hippi. Soalnya Bola udah mulai angkat-angkat batu, sementara Hippi keluarin jarum.

"Entahlah...gw mo ke Istana Kristal dulu," gumam Hippi.

"Gw kayaknya kudu puasa yang bener abis baca ginian. Berasa udah mendzolimi otak aja."
Pernyataan Bangau mendapat persetujuan dari dua yang lain.

"Kumaha engke aja lah," gumam mereka.

"Gw denger sih bakal dijadiin film nih. Kalo filmnya udah keluar, kalian mo nonton?" Dan masih juga, Birdy yang mengajukan pertanyaan.

"Hmm...yang main siapa ya? Itu penting banget!" Bangau dan Bola Pantai kompak nanya. Sementara Hippi memutuskan kembali berendam lumpur karena kegerahan.

Info gini pastilah Puss yang paling update. Maka secara sukarela, dia yang menjawab pertanyaan itu. "Entah. Masih belum jelas sih. Banyak yang digosipin mau. Gw sih ngarepnya si Pattinson aja. U know, biar gw sekalian gak nonton."

"Menurut gw sih, kudunya mah gw yang jadi si Grey," Hippi nyamber komen sambil ngesot dari kolam lumpur.

"Heu? Elo?" Ke-4 temannya menatap skeptis.

"Ya loe pikir dong, namanya aja udah 50 bayangan abu-abu, si Christian Grey. Grey gitu lho. Abu-abu!" jelas Hippi dengan berapi-api. Dia ingin meyakinkan kalau ketiga temannya mudeng bahwa grey itu artinya yaa...abu-abu.

"Terus?" tanya Bola Pantai.

Hippo melirik gegetun pada Bola Pantai. "Masak elo gak liat kalo warna gw abu-abu? Itu si Christian cuma bayangannya yang abu-abu. Lah gw...sebadan-badan ini abu-abu semua. Lebih cocok gw bukan?"

"Ooo...." koor keempat temannya kompak.
Mereka berempat gak ada yang tega kasi tau Hippi bahwa bukan itu maksudnya 50 shades of grey.

"Lagian di kategori lain juga gw cocok. Si Christian sikpek, gw malah delapan pek. Si Christian seksi, apalagi gw." Dan untuk membuktikan keseksiannya, Hippi mulai goyang afro circus nya yang femes itu.


Ada hening yang tercipta...

Empat sahabat itu terdiam, berusaha memasukkan image Hippi sebagai Christian Grey sambil menontonnya joget afro.

Image and video hosting by TinyPic

Mungkin udara yang panas memang bisa merusak otak atau mungkin juga goyangan Hippi emang segitu seksinya, pokoknya Puss, Bangau, Birdy dan Bola Pantai mulai bisa membayangkan Hippi sebagai Christian.


Meskipun...

"Euh...maap aja ya, Hippi. Gw rasa ada 1 hal yang bikin loe kurang masuk ke imej si Christian." Seperti biasa, Bola Pantai yang doyan protes kembali bersuara.

"Apaan?" tanya Hippi yang rada keki karena tariannya terganggu.

"Ituuu....si Christian kan demen maen pecut yaa. Ya agak susah aja ngebayangin loe yang baek hati, rajin dan suka menabung ini demen maen pecut juga."

"Tah etaaa..." teriak Hippi sambil menepukkan kedua tangannya yang penuh lumpur dengan bersemangat. Saking semangatnya, Hippi gak nyadar kalo percikan lumpurnya menciprati wajah bangau yang duduk di sebelahnya. "Itulah bedanya gua sama si Christian. Kalo dia suka maen pecut, nah gw..."

"Loe suka maen hulahup?" tanya Puss dengan jail.

"Bukan. Jangan potong gw deh," Hippi melirik ganas pada si Puss. "Kalo si Christian suka memecut, nah gw suka dipec..."

Senyap...

Ucapan Hippi terputus ampe disitu. Dia sadar kalo dia hampir saja kelepasan mengakui hobinya. Untung dia gak kelepasan ngaku hobinya yang lain yaitu nari tiang.

Kembali, ada hening yang tercipta.

Namun kali ini hening itu berbahasa.

DISCLAIMER:
This is a work of fiction. If you found any similarity between one of the characters and yourself or someone that you know, than it's a..uhmmm...yaahh...derita loe itu sih!
Kenapa juga kudu nyadar sih? #Eaaaaa #GelundunganAmpeAmbon

PS 1:
Editan review ini diposting teriring group hug untuk klub 50 United dan salam keplak untuk Pak Presiden yang bilang repiu pertama gw gak sah. Naon maksudnya? Masih sama boringnya kok!

PS 2:
Juga terkirim permohonan maaf saya untuk siapa pun penemu kata "tujes". Sorry if I give bad meaning to that word

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk memberi komentar :)