Wednesday, March 5, 2014

Bedroom Therapy by Rebecca York


Judul : Bedroom Therapy
Penulis : Rebecca York
Halaman : 256 (ebook)
Penerbit : Harlequin Blaze

Amanda O'Neal memulai karier barunya sebagai "sexual advice columnist" di majalah Vanessa (sebuah majalah wanita) berbekalkan latar belakang pendidikannya sebagai seorang doktor di bidang human sexuality. Sebenarnya dia melakukan pekerjaan ini atas permintaan sahabatnya yang menajdi editor di sana. Kolumnis sebelumnya yang bernama Ester Knight meninggal akibat sebuah kecelakaan. Karena rating kolom tersebut cukup tinggi, maka Amanda diminta menggantikan penulis sebelumnya dengan menggunakan pseudonym Esther Scott.

Zachary Grant adalah seorang detektif swasta yang diminta oleh keluarga Esther Knight untuk menyelidiki kematian Esther. Keluarganya merasa ada yang tidak wajar dari sekedar kecelakaan. Berhubung Amanda sendiri pernah menjadi kolega Esther, dan sekarang menggantikan Esther di majalah Vanessa, Zach merasa perlu mewawancarai Amanda. Ternyata benar, ada yang tidak wajar dengan kecelakaan Esther. Suatu malam, rumah Amanda dimasuki orang yang tidak dikenal. Merasa bertanggung jawab atas keamanan Amanda, Zach meminta Amanda pindah rumah. Di rumah yang baru, Zach tinggal bersama Amanda hingga dia menemukan siapa pelaku pembunuhan terhadap Esther.

Kalau lihat judul dan covernya, gak mungkin dong kisahnya hanya soal pembunuhan saja. Yang menarik adalah pekerjaan dari Amanda sendiri. Sebagai seorang kolumnis yang mengasuh rubrik seksual, dia mendapatkan banyak sekali surat seputar masalah seksual yang dialami baik wanita maupun pria. Di novel ini ditunjukkan sebagian suratnya. Misalnya kayak begini

Dear Esther,I have a new boyfriend. He's a lot more into foreplay than the last guy I went with. Anyway, last night we were fooling around. He started stimulating my breasts, and all of a sudden, I had an orgasm. I mean, all he was doing was kissing me and playing with my nipples and I went off like a firecracker. Is that normal? (Embarrassed in Ohio)
atau surat seperti ini...

Dear Esther,My boyfriend and I keep having the same argument about what we do when we're making love. He wants me to do oral sex on him. But he hates doing it to me. So I feel like I'm getting—um—the short end of the stick.

Terkadang Amanda merasa hot sendiri membaca surat-surat itu. Nah pada saat pertama kali Zach datang menemui Amanda, Amanda lagi horny habis baca beberapa surat. Dia udah siap-siap dengan vibratornya, tiba-tiba ada yang ngetuk pintu rumahnya. Begitu lihat penampilan Zach, dia tambah horny deh. Zach sendiri sempat membaca sebagian surat pembaca karena ada di meja kerjanya Amanda, dan dia mulai merasa "gerah" apalagi Amanda sendiri sangat menarik di matanya. Zach penasaran, apakah pengalaman Amanda sebaik pengetahuan akademisnya.

Ketika mereka tinggal serumah, Zach mulai melakukan pendekatan pada Amanda. Diawali dengan phone-sex (padahal mereka seatap) sampai skenario self-pleasuring yang dirancang oleh Zach. Amanda yang ga puas hanya dengan self-pleasuring pun meminta Zach untuk melakukannya untuknya. Zach yang awalnya keberatan, akhirnya tidak bisa menolak. Anehnya, Amanda udah dapat "big O" beberapa kali, Zach masih juga "tegak" dan belum mencapai "that O". Ternyata Zach memiliki masalah akibat trauma masa lalu. Dia bisa mendapatkan kepuasan jika melakukannya sendiri, tapi begitu berhadapan dengan wanita, dia tidak bisa. Amanda ingin sekali membantu Zach, tapi yang ada Zach malah menutup diri.

Well, apakah sang doktor mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapai oleh pria yang dicintainya? :) Kombinasi antara suspense dan romance ini layak mendapat 3 kipas.

1 comment:

  1. Kayaknya ceritanya seru, des.
    *menunggu kiriman di inbox*

    ReplyDelete

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk memberi komentar :)